Pengaruh Financial Literacy & Consumptive Lifestyle

Personal Finance Behavior dengan Mental Accounting sebagai Moderasi — Generasi Z pengguna dompet digital di Kota Makassar

Ringkasan hasil penelitian & rekomendasi

Latar Belakang

  • Dompet digital makin populer di kalangan Gen Z Makassar — akses mudah, pembayaran cepat.
  • Gaya hidup konsumtif meningkat → potensi pengelolaan keuangan pribadi yang buruk.
  • Financial literacy diperkirakan memengaruhi perilaku keuangan; mental accounting berperan sebagai moderator.

Tujuan Penelitian

  • Menguji pengaruh financial literacy terhadap personal finance behavior (PFB).
  • Menguji pengaruh consumptive lifestyle terhadap PFB.
  • Menguji peran mental accounting sebagai variabel moderator antara kedua hubungan di atas.
  • Target: Generasi Z pengguna dompet digital di Kota Makassar.

Kerangka Teori Singkat

  • Financial literacy: pengetahuan & keterampilan mengelola uang.
  • Consumptive lifestyle: kecenderungan membeli demi kepuasan jangka pendek.
  • Personal finance behavior: kebiasaan menabung, budgeting, pengeluaran rasional.
  • Mental accounting: cara individu mengelompokkan uang → memengaruhi keputusan belanja/saving.

Hipotesis

  • H1: Financial literacy berpengaruh positif signifikan terhadap PFB.
  • H2: Consumptive lifestyle berpengaruh negatif signifikan terhadap PFB.
  • H3: Mental accounting memoderasi pengaruh financial literacy terhadap PFB.
  • H4: Mental accounting memoderasi pengaruh consumptive lifestyle terhadap PFB.

Metode Penelitian

  • Desain: kuantitatif survei cross-sectional.
  • Populasi: Gen Z pengguna dompet digital di Makassar.
  • Sampel: responden (kuantitas sesuai kriteria sampling non-probability/aksesibilitas).
  • Analisis: regresi berganda / SEM untuk uji moderasi.
Survei dan analisis data

Variabel & Pengukuran

  • Financial literacy: pengetahuan produk, numeracy, perencanaan keuangan.
  • Consumptive lifestyle: frekuensi impulsive-buying, preferensi tren.
  • Personal finance behavior: proporsi menabung, anggaran, kontrol pengeluaran.
  • Mental accounting: pembagian dana ke "kantong" tujuan, prioritas pengeluaran.

Hasil Utama

  • Financial literacy berpengaruh positif signifikan terhadap PFB → semakin paham, semakin baik perilaku keuangan.
  • Consumptive lifestyle berpengaruh negatif signifikan terhadap PFB → kecenderungan konsumtif menurunkan kebiasaan menabung/anggaran.
  • Mental accounting terbukti memoderasi hubungan: praktik mental accounting yang sehat dapat mengurangi dampak negatif konsumtif pada PFB.

Analisis & Interpretasi

  • Dompet digital mempermudah pengeluaran — meningkatkan risiko overspending tanpa literasi.
  • Mental accounting berperan protektif jika pengguna mengalokasikan "pocket" untuk tabungan/tujuan.
  • Intervensi literasi yang memadukan teknik mental accounting lebih efektif daripada hanya teori finansial.

Implikasi & Rekomendasi

  • Pemerintah/pendidik: program literasi keuangan praktis untuk Gen Z (workshop, gamifikasi).
  • Provider dompet digital: fitur budgeting, “pockets”, notifikasi pengeluaran, tingkatkan info edukatif dalam aplikasi.
  • Kampanye: gabungkan edukasi financial literacy dengan teknik mental accounting (alokasi tujuan jelas).
  • Riset lanjutan: studi longitudinal & eksperimen intervensi di populasi serupa.

Kesimpulan & Keterbatasan

  • Kesimpulan: financial literacy meningkatkan perilaku keuangan; gaya hidup konsumtif menurunkannya; mental accounting dapat mereduksi efek negatif konsumtif.
  • Keterbatasan: desain cross-sectional, sampel terbatas pada Makassar, self-report bias.
  • Saran: gunakan desain longitudinal dan perluas sampel untuk generalisasi.
Terima kasih